laporan praktek penyambungan

LAPORAN
PRAKTEK TEKNIK PENGELASAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Penyambungan






Oleh
                                                           Nama : Agus Joko Purnomo
                                                           NIM   : 5201409109
                                                           Prodi   : Pend. Teknik Mesin, S1




PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011 




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
      Seiring dengan perkembangan dunia teknologi dan industri, maka peningkatan ketrampilan dan pengetahuan tentang penyambungan sangatlah diperlukan oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin sebagai bekal mahasiswa untuk terjun di dunia kerja. Di dalam dunia kerja sangatlah beranekaragam proses pengelasan. Seiring dengan masalah tersebut maka perlu diadakannya mata kuliah teknik penyambungan yang didalamnya diantaranya mempelajari tentang bagaimana menggunakan las dalam proses pembuatan benda kerja salah satunya adalah menggunakan las listrik. Diharapkan dengan adanya mata kuliah teknik penyambungan akan dapat mempersiapkan mahasiswa untuk terjun kedunia kerja dalam bidang industri maupun dalam bidang pendidikan.

B. Tujuan
           Adapun tujuan praktek pengelasan didalam mata kuliah teknik penyambungan, diantaranya:
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang tata cara praktek di dalam sebuah laboratorium produksi,
    sehubungan dengan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tata cara sebelum menggunakan las untuk kelancaran sebuah proses
     pembuatan benda kerja.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui teknik penggunaan las dan mampu mempraktekannya.
4. Agar mahasiswa mampu menciptakan suatu barang dengan menggunakan teknik pengelasan.

C. Landasan Teori
          Menurut Deutche Industri Nurman (DIN), pengelasan yaitu: ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair. Jadi pengelasan merupakan sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
         Mesin Las Listrik adalah mesin Las yang dalam penggunaannya menggunakan arus listrik yang didapat dari PLN ataupun dari motor bensin, mesin diesel, dimana pada mesin ini dibutuhkan jumlah arus yang besar, hampir mencapai 200 – 500 Amper, dan voltasenya adalah sekitar 36 – 70 Volt.
          Mesin las listrik yang sering dipakai dalam bengkel las yakni mesin las arus bolak-balik = AC, untuk memakai mesin las listrik jenis ini kita membutuhkan arus listrik PLN karena kita tahu bahwa aliran listrik dari tiang-tiang PLN adalah arus AC (110 volt – 220 volt).
        Pada prinsipnya arus listrik yang mempunyai arus besar ini adalah menimbulkan bunga api pada elektroda las yang berhubungan dengan bagian yang akan disambung (dilas) sehingga terjadilah panas yang tinggi untuk dapat melelehkan logam tersebut sampai mencair dan berpadu menjadi satu, loncatan bungan api listrik tersebut kita sebut dengan istilah busur nyala las, busur tersebut bisa terjadi jika dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa yang dijepitkan ke benda kerja.

         Ada beberapa jenis las yaitu: las busur, las resistan listrik, las lstrik terak, las gas dan pematrian. Dari beberapa jenis las, yang paling banyak digunakan adalah las busur.
Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pengelasan Cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber
    panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
2. Pengelasan Tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga 
    menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan
     logam yang mempunyai titik cair rendah. Penyambungan cara ini logam induk tidak turut mencair.
          Pengelasan selain untuk penyambungan, juga dapat digunakan untuk memotongan. Adapun pemotongan dalam las diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Pemotongan gas yang termasuk diantaranya:
  • pemotongan gas oksigen
  • pemotongan serbuk
  • pemotongan sembur api
2. Pemotongan busur listrik yang termasuk diantaranya :
  • pemotongan busur karbon
  • pemotongan busur logam
  • pemotongan busur plasma
  • pemotongan busur udara.
Sering kita jumpai pada bengkel-bengkel reparasi maupun instansi pendidikan dibidang keteknikan yaitu las busur listrik dan las oksi-asetilen, karena kedua cara las tersebut sudah mencakup untuk kebutuhan-kebutuhan penyambungan maupun pemotongan pelat tebal maupun tipis yang mempunyai efisiensi dan sifat mampu las yang baik serta anggaran harga dalm mengelas relatif murah.
Dari beberapa macam las busur listrik, salah satunya adalah las elektroda terbungkus, yaitu: suatu cara pengelasan yang menggunakan elektroda logam yang dibungkus dengan fluks. Fluks pada pengelasan ini mempunyai peranan penting, yaitu:
  • Pemantam busur dan penyebab kelancaran pemindahan butir-butir cairan logam.
  • Menimbulkan gas yang melindungi logam cair terhadap udara sekitarnya, dll.
        Besarnya arus yang digunakan untuk mengelas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jenis dan ukuran elektroda, bentuk dan ukuran tebal benda kerja, serta macam kampuh sambungan yang digunakan.
Dalam pengelasan, terdapat beberapa macam proses pengelasan, diantaranya penelasan dengan tempa, pengelsan dengan gas, dan pengelasan dengan listrik, tetapi di dalam praktikum teknik penyambungan, disini digunakan las listrik. Adapun definisi dari las listrik adalah seperti diterangkan dibawah ini :

  • Las Busur/ listrik
              Pengelasan busur adalah pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan benda kerja. Elektroda dipanaskan sampai cair dan diendapkan pada logam yang akan disambung sehingga terbentuk sambungan las. Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan logam yang dilas sehingga terjadi aliran arus listrik, kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah busur. Panas pada busur bisa mencapai 5.500 oC.
        Las busur bisa menggunakan arus searah maupun arus bolak-balik. Mesin arus searah dapat mencapai kemampuan arus 1000 amper pada tegangan terbuka antara 40 sampai 95 Volt. Pada waktu pengelasan tegangan menjadi 18 sampai 40 Volt. Ada 2 jenis polaritas yang digunakan yaitu polaritas langsung dan polaritas terbalik. Pada polaritas langsung elektroda berhubungan dengan terminal negatif sedangkan pada polaritas terbalik elektroda berhubungan dengan terminal positif.
           Jenis bahan elektroda yang banyak digunakan adalah elektroda jenis logam walaupun ada juga jenis elektroda dari bahan karbon namun sudah jarang digunakan. Elektroda berfungsi sebagai logam pengisi pada logam yang dilas sehingga jenis bahan elektroda harus disesuaikan dengan jenis logam yang dilas. Untuk las biasa mutu lasan antara arus searah dengan arus bolak-balik tidak jauh berbeda, namun polaritas sangat berpengaruh terhadap mutu lasan.
           Kecepatan pengelasan dan keserbagunaan mesin las arus bolak-balik dan arus searah hampir sama, namun untuk pengelasan logam/pelat tebal, las arus bolak-balok lebih cepat.
Skema las busur bisa dilihat pada gambar 13. dibawah ini.
                                                Gambar 1. Skema nyala busur. 

      Elektroda yang digunakan pada pengelasan jenis ini ada 3 macam yaitu : elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal.
      Elektroda polos adalah elektroda tanpa diberi lapisan dan penggunaan elektroda jenis ini terbatas antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Elektroda fluks adalah elektroda yang mempunyai lapisan tipis fluks, dimana fluks ini berguna melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida pada saat pengelasan. Kawat las berlapis tebal paling banyak digunakan terutama pada proses pengelasan komersil. 

Lapisan pada elektroda berlapis tebal mempunyai fungsi :
1. Membentuk lingkungan pelindung.
2. Membentuk terak dengan sifat-sifat tertentu untuk melindungi logam cair.
3. Memungkinkan pengelasan pada posisi diatas kepala dan tegak lurus.
4. Menstabilisasi busur.
5. Menambah unsur logam paduan pada logam induk.
6. Memurnikan logam secara metalurgi.
7. Mengurangi cipratan logam pengisi.
8. Meningkatkan efisiensi pengendapan.
9. Menghilangkan oksida dan ketidakmurnia.
10. Mempengaruhi kedalaman penetrasi busur.
11. Mempengaruhi bentuk manik.
12. Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.
13. Menambah logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan pelindung. 

    Fungsi-fungsi yang disebutkan diatas berlaku umum yang artinya belum tentu sebuah elektroda akan mempunyai kesemua sifat tersebut.
Komposisi lapisan elektroda yang digunakan bisa berasal dari bahan organik ataupun bahan anorganik ataupun campurannya.Unsur-unsur utama yang umum digunakan adalah :
1. Unsur pembentuk terak : SiO2 , MnO2 , FeO dan Al2O3 .
2. Unsur yang meningkatkan sifat busur : Na2O, CaO, MgO dan TiO2 .
3. Unsur deoksidasi : grafit, aluminium dan serbuk kayu.
4. Bahan pengikat : natrium silikat, kalium silikat dan asbes.
5. Unsur paduan yang meningkatkan kekuatan sambungan las : vanadium, sirkonium, sesium,
     kobal, molibden, aluminium, nikel, mangan dan tungsten.

D. Keselamatan Kerja
           Didalam proses praktikum, sering kali terjadi hal-hal yang diinginkan, seperti kecelakaan ataupun yang lain. Untuk mengatasi hal itu, maka faktor keselamatan kerja harus diperhatikan.
Adapun keselamatan kerja dapat dibedakan menjadi :
1 Keselamatan Pekerja
   a. Patuhilah peraturan yang ada didalam Laboratorium
   b. Pakailah pakaian kerja (Wearpack)
   c. Mengetahui tentang cara penggunaan alat.
   d. Gunakan pelindung mata saat mengelas
   e. Jangan bermain-main atau bergurau
   f. Potonglah rambut bila panjang
   g. Pakailah sepatu.
   h. Jagalah kebersihan
   i. Jangan bercanda saat bekerja

2. Keselamatan alat-alat kerja
   a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
   b. Perhatikan teknik penggunaan alat
   c. Jangan gunakan alat dengan sembarangan
   d. Letakkan alat ditempat yang aman setelah menggunakan

3 Keselamatan benda kerja
   a. las benda kerja sesuai gambar benda kerja yang telah ditentukan.
   b. Perhatikan ukuran dan bentuk yang telah ditetapkan.
   c. Berhati-hatilah dalam memotong benda, perhatikan ukuran yang dibutuhkan.
   d. Perhatikan bahan yang digunakan
   e. Perhatikan ampere pada generator agar hasil las sesuai yang diinginkan.
   f. Lakukanlah tahap finishing untuk mencapai hasil yang baik.


BAB II
PRAKTEK PENGELASAN

A. Alat dan Bahan
     a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktek teknik penyambungan adalah:
1. Las Listrik 1 buah
2. Gergaji 1 buah
3. Mistar ukur 1 buah
4. Kaca mata las 1 buah
5. Sikat baja 1 buah
6. Tang penjepit 1 buah
7. Palu terak 1 buah
8. Gerinda 1 buah
9. Elektroda E 6013 secukupnya

b. Bahan
     Bahan yang akan dilas terbuat dari plat besi yang berukuran (100x40x5)mm sebanyak 2 buah.
     Gambar 2. Bahan plat besi

B. Proses Kerja
    1. Las Titik dan Garis
           Langkah-langkah dalam pembuatan Las Titik dan las Garis yaitu
            a. Siapkan Plat Besi dengan ukuran 40 X 100 mm
            b. Nyalakan mesin Las Listrik, kemudian tentukan arus yang akan digunakan misalnya 80 A
            c. Pasang Elektroda pada tang penjepit elektroda
            d. Letakan Plat pada meja untuk mengelas agar dalam proses pengelasan tidak sulit
            e. Mulailah mengelas dengan membuat titik dengan menempelkan ujung elektroda ke benda kerja
                tapi jangan terlalu menempel pada benda kerja berilah jarak sekitar 2-3 mm antara ujung
                elektroda dengan benda kerja
                 Gambar 3. Las titik

           g. Setelah selesai, celupkan benda kerja pada air supaya dingin, kemudian bersihkan terak yang 
                menempel pada benda kerja dengan menggunakan palu terak atau sikat baja
           h. Untuk membuat garis, gerakkan elektroda melingkar sampai membentuk lingkaran yang berlanjut.
                 Gambar 4. Las garis
            i. Kemudian masukan benda kerja ke air, setelah dingin bersihkan terak yang menempel dengan
                menggunakan palu terak atau sikat baja.

2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyambung 2 plat yaitu :
     a) Nyalakan Mesin Las Listrik, kemudian atur arus yang digunakan
     b) Pasang elektroda pada tang penjepit di las listrik
     c) Letakkan 2 buah plat yang akan dilas pada tempat untuk mengelas
     d) Mulailah mengelas 2 plat tersebut dengan menggunakan las garis dengan gerakan melingkar agar plat
         tersebut dapat menyambung dengan kuat.
     e) Setelah itu masukan hasil pengelasann tersebut ke dalam air dengan menggunakan tang agar menjadi
         dingin kemudian bersihkan terak yang menempel dengan menggunakan palu terak ataupun sikat baja.
         Gambar 5. Las penyambungan

3. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyambung 2 plat yaitu :
    a) Nyalakan Mesin Las Listrik, kemudian atur arus yang digunakan
    b) Pasang elektroda pada tang penjepit di las listrik
    c) Letakkan 1 plat dengan posisi tegak di atas plat dengan posisi vertikal, letakkan plat tersebut
        tepat di tengah-tengahnya
        Gambar 6. Sambungan tegak

    d) Mulailah mengelas 2 plat tersebut dengan menggunakan las garis di masing-masing sisinya
    e) Setelah itu masukan hasil pengelasann tersebut ke dalam air dengan menggunakan tang agar menjadi
        dingin kemudian bersihkan terak yang menempel dengan menggunakan palu terak ataupun sikat baja.



BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Didalam pengelasan plat besi digunakan las listrik
2. Ketidakseriusan dalam kerja seperti bercanda, menyebabkan hasil yang kurang maksimal bahkan bila kurang hati-hati dapat terjadi kecelakaan.
3. Perencanaan kerja yang baik akan mempermudah dalam bekerja dan akan menghasilkan hasil yang baik pula.

B. Saran
1. Pakailah peralatan yang ada dengan benar dan hati-hati, baik itu mesin, alat maupun penunjang keselamatan lainnya.
2. Jangan terpaku pada waktu teori atau waktu yang telah dihitung karena didalam praktek kerap kali terjadi perubahan baik karena kesalahan teknis maupun non teknis.
3. Jangan bercanda pada waktu praktek.
4. Rencanakanlah dengan baik sebelum memulai praktek agar hasil yang didapat bisa maksimal.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pola Pelayanan Bimbingan dan Konselin di Sekolah

PEMELIHARAAN PREVENTIF POMPA BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN